Sakit hati itu biasa saja. Hal yang demikian nerupakan salah satu proses dari kehidupan. Namun, karena tiap orang itu berbeda, maka akan berlainan pula cara merespon atau menyikapi sakit hati. Ada yang menyikapinya dengan tenang dan dengan rela memaafkan “pelaku”. Namun, ada pula yang menyikapinya dengan cara yang negatif.
Respon atas patah hati, khususnya paska ditinggalkan orang yang disayangi akan berbanding lurus dengan dampak yang didapat. Jika mengikhlaskan lalu memaafkan, mungkin akan tercipta hubungan yang baik. Sebaliknya, jika direspon dengan tindakan negatif, besar kemungkinan menjadi musuh. Ada sejumlah tipu daya yang merupakan produk ketidakterimaan mantan terhadap keputusan final kita untuk meninggalkan. Tiga hal berikut ini misalnya:
Fitnah ke Teman
Bukan sifat alamiah manusia untuk menerima kekalahan atau disalahkan. Butuh proses agar─meminjam istilah Adelbert Snijder, ruang terdalam afeksi manusia menerima kekalahan. Salah satu usaha agar manusia terkesan selalu di pihak yang benar dan menang adalah melakukan sejumlah kebohongan.
Mantan, misalnya, ketika tidak terima diputus sepihak mengungkapkan kekesalannya dengan menjelek-jelekan kita pada teman-temannya atau teman kita sendiri. Hal ini kerap dilakukan untuk memosisikan diri agar terlihat lebih benar daripada si pacar yang memutuskan hubungan.
Teror
Respon negatif lain misalnya meneror lewat media sosial atau HP tiap waktu. Bisa juga teror pada orang yang tengah atau diduga dekat dengan kita. Isi terornya beragam sih, namun yang paling sering adalah sumpah serapah atau doa jelek.
Rekayasa Psikologis
Maksudnya adalah ketika mantan menunjukkan kesedihan palsu di depan kita atau di depan teman-teman. Tujuannya untuk membuat kita seakan makin bersalah mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan. Cara ini banyak digunakan dan acapkali sukses menarik perhatian orang hingga berujung pada kesimpulan: Ya, kamu memang salah!
Respon atas patah hati, khususnya paska ditinggalkan orang yang disayangi akan berbanding lurus dengan dampak yang didapat. Jika mengikhlaskan lalu memaafkan, mungkin akan tercipta hubungan yang baik. Sebaliknya, jika direspon dengan tindakan negatif, besar kemungkinan menjadi musuh. Ada sejumlah tipu daya yang merupakan produk ketidakterimaan mantan terhadap keputusan final kita untuk meninggalkan. Tiga hal berikut ini misalnya:
Fitnah ke Teman
Bukan sifat alamiah manusia untuk menerima kekalahan atau disalahkan. Butuh proses agar─meminjam istilah Adelbert Snijder, ruang terdalam afeksi manusia menerima kekalahan. Salah satu usaha agar manusia terkesan selalu di pihak yang benar dan menang adalah melakukan sejumlah kebohongan.
Mantan, misalnya, ketika tidak terima diputus sepihak mengungkapkan kekesalannya dengan menjelek-jelekan kita pada teman-temannya atau teman kita sendiri. Hal ini kerap dilakukan untuk memosisikan diri agar terlihat lebih benar daripada si pacar yang memutuskan hubungan.
Teror
Respon negatif lain misalnya meneror lewat media sosial atau HP tiap waktu. Bisa juga teror pada orang yang tengah atau diduga dekat dengan kita. Isi terornya beragam sih, namun yang paling sering adalah sumpah serapah atau doa jelek.
Rekayasa Psikologis
Maksudnya adalah ketika mantan menunjukkan kesedihan palsu di depan kita atau di depan teman-teman. Tujuannya untuk membuat kita seakan makin bersalah mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan. Cara ini banyak digunakan dan acapkali sukses menarik perhatian orang hingga berujung pada kesimpulan: Ya, kamu memang salah!
Tag :
Tentang Cinta
0 Komentar untuk "Hati-hatilah Dengan Tipu Daya Mantan "
Komen datang masuk angin hilang !