Demi Sahabat, Kurelakan Cintaku

Cerita persahabatan tidak selalu tentang canda dan tawa bersama orang yang kita sayangi, pengalamanku tentang persahabatan begitu menyedihkan. Aku mempunyai seorang sahabat. Dia sudah mempunyai pacar, sedangkan aku belum sama sekali. Setiap hari aku selalu melihat sahabatku dan pacarnya tertawa bersama. Cerita ini adalah tentang nilai persahabatan yang sangat kujunjung sehingga harus merelakan perasaanku sendiri. Sebut saja nama sahabatku itu Ika dan pacarnya Ipul.

Jujur saja saat aku selalu merasa iri jika melihat kebahagiaan Ika dan Ipul, tapi perasaan itu hanya ada di dalam hatiku dan tidak pernah kutunjukkan kepada mereka.
Pacar sahabatku adalah anak yang cukup terkenal (populer). Setahuku ada banyak anak perempuan yang suka padanya, tetapi Ika sama sekali tidak peduli dengan semua anak perempuan itu. Sepertinya dia percaya 100% dengan Ipul.
Sebelum mereka pacaran, aku diminta oleh Ika untuk mencari info tentang Ipul, karena Ika memang agak pemalu. Saat aku mencari info tentang Ipul, aku merasa ada yang aneh pada diriku karena semakin lama aku mendapat banyak info tentangnya, aku jadi semakin tidak ingin orang lain tahu tentang info itu.
Tapi harus bagaimana? yang memintaku adalah sahabatku sendiri, tentu saja semua informasi yang kutahu tentang Ipul kuberitahu ke Ika. Awalnya aku hanya berpikir bahwa ini adalah perasaan yang wajar tetapi ternyata saat Ipul memanggil namaku dan mendekat ke arahku, detak jantungku semakin kencang dan sesaat setelah itu aku baru sadar bahwa aku jatuh cinta padanya.
    Saat hari valentine tiba aku membeli 2 coklat, 1 coklat untuk sahabatku dan 1 coklat lagi untuk Ipul. Saat coklat itu kuberi ke Ika, dia bertanya padaku “Kamu beli 2 coklat?” Aku pun menjawab “iya. hehehehe.”
    Setelah itu, Ika langsung memberiku pertanyaan lagi, “Kamu akan beri coklat yang itu ke siapa?” Walaupun aku dan Ika pernah berjanji akan selalu memberi tahu tentang semuanya dan tidak pernah menutup-nutupi semua rahasia, aku tetap saja tidak bisa bilang kepadanya bahwa aku akan memberikan coklat itu ke Ipul, karena aku tahu Ika akan sakit hati kepadaku jika tahu aku mencintai kekasihnya.
    Oleh karena itu, aku tidak bisa memberitahu Ika yang sebenarnya karena aku takut hubungan kami jadi rusak. Jadi aku menjawab pertanyaan sahabatku dengan tersenyum, “Aku beli coklat ini untukku sendiri kok,” tampaknya Ika tidak curiga sama sekali dengan jawabanku itu.
    Aku merasa bersalah, tapi aku pikir lebih baik Ika tidak tahu yang sebenarnya daripada dia marah dan sakit hati. Saat pelajaran sekolah usai, dan Ika sudah pulang, aku memanggil Ipul.
    “Aku mohon aku mau bicara berdua saja denganmu,” kataku dengan suara gemetar dan sambil memegang tangannya “baiklah. Kamu tidak usah gugup begitu. Katakan saja apa yang mau kamu katakan aku akan mendengarkan,” kata Ipul.
    “Terima kasih, kamu baik sekali. Tolong terimalah coklat dariku ini tapi aku mohon jangan sampai ada yang tahu bahwa aku telah memberikan coklat ini padamu ya.” Pintaku kepada Ipul. Dia pun menjawab “Baiklah, terima kasih ya!”.
    Sampai sekarang pun aku masih menyukainya tetapi aku tetap tidak bisa bilang kepada Ipul tentang perasaanku karena aku takut sahabatku sakit hati.

    “Biarlah aku saja yang merasakan kepedihan ini”
    “Biarlah aku saja yang tahu tentang ini”
    “Biarlah aku saja yang merasakan kesakitan ini”
    “Biarlah aku saja yang merasakan kecemburuan ini”
    “Biarlah aku saja yang merasakan iri hati ini”
    “Biarlah sahabatku yang merasakan kebahagian itu”
    “Biarlah aku saja yang menangis memikirkan ini setiap hari”
    “Biarlah aku relakan cintaku demi sahabatku”


    Demikian sekelumit cerita persahabatan yang kubina dengan Ika. Sekarang aku dan Ika berpisah cukup jauh karena kami berbeda kampus, tapi meski demikian persahabatan kami tetap langgeng dan dia tidak pernah tahu perasaan cintaku terhadap pacarnya,, aku relakan cintaku demisahabatku.

    ***
    Seperti curhat kawan Ira ke redaksi
    Tag : Relationship
    0 Komentar untuk "Demi Sahabat, Kurelakan Cintaku "

    Komen datang masuk angin hilang !

    Back To Top