Karena saling mencintai dan takut berpisah akhirnya aku nekat melamar Irma, kekasihku. Padahal kami masih sangat muda, tentu saja orang tua Irma tidak merestui, akhirnya aku dan Irma memilih kawin lari.
Saat itu aku dan Irma masih sangat muda, Aku belum kelar kuliah dan Irma masih duduk di kelas 3 SMA. Kami saling mencintai dan tidak mau berpisah sehingga kami sama-sama berjanji untuk menjadi pasangan suami istri. Yang tersulit adalah mendapat restu orang tua Irma. Bahkan sampai usia pernikahan kami menginjak 4 tahun, mereka tidak juga merestui kami.
Iya kami memang akhirnya memilih kawin lari lantaran restu dari orang tua Irma tidak kunjung datang. Aku tidak berhasil membuka mata hati mereka bahkan saat kami dikarunia dua anak yang lucu-lucu yang tentu saja adalah cucu mereka. Aku juga sudah bekerja yang artinya anak mereka, Irma tidak hidup sengsara bersamaku, meskipun tidak juga berlebihan.
Aku dan Irma berulang kali berusaha membuka komunikasi dengan mereka, kami memohon ampun agar bisa diterima kembali. Aku melakukan ini karena aku mencintai Irma dan tidak ingin dia berpisah dari orang tuanya. Tapi bagaimanapun usaha kami untuk kembali, penolakan dari mereka selalu saja ada.
Sedikit syukur adalah karena akhir-akhir ini, mereka sudah mau menerima Irma kembali. Tidak seperti tahun-tahun pertama pernikahan kami, sekarang Irma bebas datang ke rumah orang tuanya, tidak jarang dia juga menginap di sana. Bahkan Irma sudah mendapat pengakuan dan sebagian harta warisan orang tuanya sudah dijatahkan ke dirinya. Sayangnya pengakuan itu hanya milik Irma, Aku dan kedua anakku masih menantu dan cucu haram bagi mereka.
Aku kasihan dengan anakku yang tidak mengenal nenek mereka, aku juga kasihan dengan Irma sehingga kuijinkan bertemu orang tuanya. Aku telah menjual harga diri dan berkorban perasaan tapi sebagai balasannya mereka sama sekali tidak menghargaiku, malah terkesan ingin memisahkan aku dan anak-anakku dengan Irma.
Beberapa kali kubujuk Irma untuk membawa anak kami ke rumah neneknya, tapi Irma tampaknya ogah-ogahan. Sepertinya Irma hanya peduli dengan dirinya dan tidak begitu peduli dengan kami. Kadang aku memarahinya tapi dia malah menganggap lain, jika ini yang terjadi yang biasanya muncul adalah pertengkaran. Yang membuatku jengkel adalah Irma akhir-akhir ini makin sering ke rumah orang tuanya dan menginap di sana tanpa ijin dariku. Aku tahu aku pasti sudah dicerita jelek dikeluarganya.
Sampai suatu haru orang tua Irma memberi ultimatum ke Irma, kembali ke rumah orang tuanya atau tetap memilih aku tapi tidak mendapat warisan. Irma benar-benar sudah silau dengan harta. Kuakui jika tinggal bersamaku dia akan kekurangan tidak seperti jika bersama orang tuanya yang kaya raya. Karena itulah Irma memutuskan berpisah dariku dan kembali ke orang tuanya.
Keputusan Irma adalah pukulan telak bagiku. Semua suka duka yang kami jalani selama tahun-tahun terakhir ini hilang begitu saja. Dia tega mencampakkan aku dan kedua anaknya sendiri. “Hatimu buta dan matamu silau oleh harta Irma”, ucapku kepadanya.
Sekarang kami resmi bercerai, anak-anak ikut denganku dan Irma kembali ke orang tuanya. Meski anak-anak sering menangis karena rindu Ibunya aku tak pernah sudi mempertemukan mereka. Irma telah mengambil keputusan untuk meninggalkan kami dan aku pun akan tetap pada pendirianku sebagai laki-laki.
***
***
Seperti yang diceritakan Topan (samaran) kepada redaksi
Tag :
Relationship
0 Komentar untuk "Kuceraikan Istriku Yang Gila Harta"
Komen datang masuk angin hilang !